welcome my blog

Selasa, 26 Mei 2015

KISRUH PSSI DAN MENPORA

                      Sepak bola indonesia menjadi sorotan dibeberapa bulan terakhir tapi sorotan ini bukan karena prestasi gemilang yang diraih akan tetapi kisruh yang terjadi antara PSSI dengan Menpora, dibeberapa bulan terakhir saya lihat kisruh ini semakin panas, saling berargumen merasa bahwa berada diposisi yang benar. Saya apresiasi yang sangat tinggi niat dari Menpora yang ingin memperbaiki sepak bola indonesia, akan tetap niat yang baik harus juga dengan cara yang baik maka hasilnya pun akan baik. Langkah awal yang dilakukan Menpora berserta Bopi (badan olahraga profesional indonesia) adalah melakukan verifikasi terhadap 18 klub peserta QNB/ISL, rencana awal memutar kompetisi yang sudah dijadwal PT Liga pada bulan febuari akan tetapi mundur lantaran Bopi dan kemenpora merekomendasi untuk diundur untuk memverifikasi para peserta kompetisi ISL/QNB, setelah melakukan verifikasi berkas, terdapat 2 klub yang tidak mendapat rekomendasi dari Bopi yaitu arema cronous dan persebaya. Pada hasil verifikasi yang dilakukan oleh Bopi menjadi dilema buat PSSI maupun PTLiga apabila mengikuti perintah Bopi maka sudah bentuk intervensi yang dilakukan oleh pihak ketiga dimana didalam aturan atau statuta FIFA dilarang adanya campur tangan pihak ketiga/ intervensi pemerintah, akan tetapi apabila tidak mengikuti rekomendasi dari Bopi maka melanggar aturan dari Bopi. Pada akhirnya PSSI/PT Liga tetap melakukan kompetisi dengan 18 klub arema maupun persebaya tetap bertanding, baru menjalankan 2 pertandingan kompetisi diliburkan sementara dengan alasan karena PSSI ingin melakukan kongres pemilihan ketua umum dan terpilih sebagai ketua PSSI yang baru Bapak La Nyalla mataliti, disisi lain pihak Menpora mengirim surat terkait PSSI tetap mangikut sertakan 18 klub maka muncul SP1,SP2 hingga SP3, saya lihat dimedia surat dari menpora dijawab oleh PSSI namun jawaban yang dilakukan PSSI ke Menpora tidak memuaskan bagi Menpora. Pada akhirnya muncul SK pembekuan terhadap PSSI, sehingga untuk menjalankan kompetisi kembali sulit lantaran tidak mendapat izin keramaian dari polisi karena PSSI sudah tidak diakui lagi. kelanjutan kompetisi ISL/QNB menjadi semakin tidak jelas. Setelah PSSI tidak diakui, Menpora membuat tim transisi yang akan mengambil alih PSSI dan menjalankan roda kompetisi yang sempat terhenti  namun para perserta klub ISL/QNB menolak.

          Sepak bola indonesia mendapat ancaman sangsi oleh FIFA dikarenakan adanya intervensi dari pemerintah, beberapa kesempatan FIFA mengirim surat intinya meminta pembekuan terhadap PSSI dicabut sebelum tanggal 29 mei, saya berpendapat dampak apabila terjadinya sangsi adalah sangat besar terutama bagi para  pemain, pelatih, perangkat pertandingan yang menggantungkan penghasilannya dari sepak bola, tersendatnya pembinaan pemain muda, kursus kepelatihan dan beberapa dampak lain. Kita bisa lihat kompetisi terhenti saja para klub sudah mendapat kerugian lantaran pendapatan dari sponsor tidak ada dikarenakan kompetisi terhenti, pendapatan dari pertandingan, dan sudah tentu dampaknya terhadap pemain tersendat penghasilannya, adanya kompetisi saja klub masih menunggak gaji apalagi terhenti dan disangsi oleh FIFA.

Saya berharap masalah sepak bola indonesia secepatnya selasai dan kompetisi kembali bergulir. Tulisan saya ini hanya melihat dari media cetak maupun elektronik jadi saya pribadi meminta maaf apabila terjadi kesalahan dalam tulisan ini mengenai Menpora maupun PSSI.
Saya sedikit mengutip pertanyaan dari tulisan bambang pamungkas “Jika (konon katanya) semangatnya saja sama (untuk masa depan sepak bola indonesia yang lebih baik), mengapa sulit sekali (untuk mencari titik temu)?”


SELESAI....

ALUR PROSES TABUNGAN